Pagi-pagi, matahari bercahaya muram
Embut di rerumputan berlari diam-diam
Ketika pohon-pohon Tuhan tumbang mencium bumi
Berserakan daun-daun, isyarat bencana anak-cucu nanti
Saat suara gergaji melantunkan tembang kematian
Disana! Si tupai kehilangan beranda
Anak-anak musang kocar-kacir
Dan burung-burung tercerai jatuh terjungkir
Pohon-pohon terus tumbang
Oleh kepongahan jaman, keserakahan kekuasaan
Seandainya saja ranting-ranting itu bicara
Mungkin mereka akan berdoa dalam air mata
Seperti bapak kehilangan anak-anaknya
Seperti ibu kehilangan cinta-kekasihnya
Pohon-pohon itu terus tumbang
Dengar! Riuh gergaji mengiringi kematian masa depan
Anak-anak manusia kelak nanti.
Matahari bergerak pelan. Muram.
25/1/2017